Indonesia
Indonesia
TOP
Artikel
Spot musim gugur tersembunyi di Kuil Choenji, Nagano
2023-12-19

Spot musim gugur tersembunyi di Kuil Choenji, Nagano

图片1.png

Ketika kalian berpikir tentang dedaunan musim gugur di Jepang, pastinya Kyoto akan muncul di dalam kepala kalian. Walaupun memang benar Kyoto memiliki banyak tempat untuk melihat dedaunan musim gugur, kali ini kami akan membahas tentang spot daun maple tersembunyi dan indah yang ada di Kuil Choenji di Prefektur Nagano.

Kontras warna kuning dan merah yang indah

图片2.pngThe striking blend of red and yellow maple leaves at Choenji Temple is a breathtaking sight. The peak time to witness this spectacle is from mid to late November. During this period, the radiant reds and bright yellows merge into a dynamic visual display.

The temple's traditional architecture, set against the backdrop of vibrant yellow maples, radiates a unique, serene beauty. This scene isn't just a feast for the eyes; it's a deeper appreciation of nature's artistry. The maples, some over a century old, stand as silent witnesses to the passage of time.

Complementing the red maples are the golden ginkgo trees at Choenji Temple. These trees usually turn a brilliant yellow in late autumn, creating a striking contrast with the red leaves. As the leaves gently fall, they carpet the temple's paths, adding to the tranquility and historical depth of this ancient site.

Perpaduan antara daun maple merah dan kuning yang mencolok di Kuil Choenji menciptakan pemandangan yang menakjubkan. Waktu terbaik untuk menyaksikan keindahan alam yang ajaib ini adalah mulai dari pertengahan hingga akhir bulan November. Selama periode ini, warna merah dan kuning yang cerah menyatu menciptakan tampilan visual yang dinamis.

Perpaduan antara arsitektur tradisional Kuil Choenji dan latar belakang pohon maple kuning menciptakan pemandangan indah yang unik dan tenang. Tidak hanya enak dilihat, beberapa pohon maple yang ada di sini berusia lebih dari satu abad, menjadi saksi bisu perjalanan waktu.

Selain pohon maple merah, juga ada pohon ginkgo emas di Kuil Choenji yang berubah menjadi kuning di akhir musim gugur, yang kontras dengan daun pohon maple yang berwarna merah. Daun pohon ginkgo yang berguguran ini menghiasi jalanan di sekitar kuil, membuat suasana menjadi lebih tenang.


图片3.png

Selain itu, pohon aras raksasa megah yang berjejer di sepanjang jalan menuju Kuil Choenji menambahkan suasana mistis kuil bersejarah ini. Pohon maple merah yang meliuk ke atas terjalin dengan pohon aras yang menjulang tinggi ke langit, menciptakan pemandangan yang megah. Perpaduan ini menciptakan pemandangan menakjubkan seolah-olah pohon aras itu tersendiri merupakan bagian dari pohon maple, terutama ketika cahaya matahari terbenam menerobos masuk ke sela-sela ranting pohon memancarkan cahaya yang redup tapi hangat.

Sayangnya, pemandangan mempesona ini hanya berlangsung singkat, kurang lebih setengah bulan setiap tahunnya. Saat bulan November hampir berakhir dan angin dari Utara mulai bertiup, dedaunan pohon maple berwarna merah ini berubah warna dan gugur. Keindahan yang bersifat sementara ini mengingatkan kita akan ajaran Buddha "Segala sesuatu mempunyai potensinya.”, seperti embun pagi di atas daun, dan perubahan ini yang mengajarkan kita bahwa tidak ada yang kekal dalam dunia ini. Dengan cara ini, agama Buddha seolah-olah menggunakan siklus alam untuk menyebarkan ajaran tentang kehidupan.

 

Pentingnya sejarah

图片4.png

Kuil Choenji berdiri sebagai bukti sejarah Jepang yang kuno dan mendalam. Kuil Buddha yang didirikan pada tahun 1649 ini merupakan bagian dari sekte Shingon. Struktur utamanya meliputi aula utama, menara lonceng, dan bangunan kitab suci. Aula utama, yang paling penting, mengabadikan dewa utama kuil.
图片10.png

Meskipun telah mengalami kerusakan akibat dari berbagai pergolakan sejarah, kuil yang merupakan warisan budaya yang bersejarah ini direnovasi dengan hati-hati untuk melestarikannya. Selama masa perang dan Zaman Edo, Kuil Choenji memiliki peran penting secara sosial dan budaya, melambangkan kekuatan spiritual dan politik setempat.                          

Ukiran batu dan patung Jizo

图片6.png

Sekeliling Kuil Choenji dihiasi oleh patung-patung Jizo kecil yang diukir di batu. Patung-patung Ksitigarbha ini, tersebar di seluruh halaman kuil, memiliki tampilan dan gaya yang bervariasi, mencerminkan era pembuatannya yang berbeda-beda.

Di Jepang, Bodhisattva Ksitigarbha dihormati sebagai pelindung semua makhluk, khususnya anak-anak dan jiwa manusia yang telah meninggal. Setiap patung batu kecil ini membawa makna keagamaan yang mendalam, melambangkan keselamatan dan kasih sayang. Mereka juga berfungsi sebagai peringatan bagi orang-orang terkasih yang hilang, terutama anak-anak. Pengunjung sering kali menghiasi patung-patung ini dengan pakaian atau pernak-pernik kecil, sebagai penghormatan dan doa yang tulus untuk kerabat mereka yang telah meninggal. 

Seiring berjalannya waktu, figur Ksitigarbha ini telah menjadi ciri khas Kuil Choenji, sehingga menarik banyak wisatawan dan umat untuk memberi penghormatan dan mengenang leluhur mereka.
图片7.png

Tampilan kuil pada musim gugur dengan daun maple merah dan pohon ginkgo emas semakin meningkatkan kemegahan alaminya. Keindahan musiman ini merupakan aspek klasik dari pemandangan musim gugur dan musim dingin Jepang. Kunjungan ke Kuil Choenji menawarkan pengalaman yang memperkaya jiwa, membenamkan pengunjung dalam spiritualitas kuno dan keindahan alam.

Mengunjungi Kuil Choenji dari Tokyo

图片8.png

Kuil Choenji terletak di Tamagawa, Chino, di Prefektur Nagano, di Jepang bagian tengah. Dari Tokyo, kalian bisa naik kereta JR Central Line Limited Express, yang berangkat dari Stasiun Tokyo dan Stasiun Shinjuku ke Stasiun Chino. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 2 jam. Setibanya di Stasiun Chino, naiklah bus lokal yang akan membawa kalian ke kuil. Halte busnya bisa kalian temukan di dekat pintu keluar Stasiun Chino. Perjalanan dari Stasiun Chino ke Kuil Choenji memakan waktu sekitar 30 menit.

图片9.png

Perlu diketahui bahwa hanya ada satu layanan bus harian ke stasiun, sehingga taksi menjadi pilihan yang lebih dapat kalian andalkan. Kalian bisa menemukan taksi dengan mudah di pintu masuk Stasiun Chino, dan jarak perjalanan dari Stasiun Chino ke Kuil Choenji naik taksi kurang lebih sekitar enam kilometer. Jangan lupa untuk menyimpan kartu nama sopir taksi sehingga kalian dapat memesan taksi untuk kembali ke Stasiun Chino. Pastikan untuk memeriksa jadwal kereta dan merencanakan perjalanan pulang kalian terlebih dahulu untuk memastikan lancarnya perjalanan kalian.



Download aplikasi kami dan dapatkan diskon di toko terpopuler di Jepang! : iOS / Android